Kontrofersi yang tidak pernah berhenti.
Ya kontroversi seputar pola ekor dan asal usul tidak pernah usai hingga saat ini. Padahal beberapa argumen logis sudah sering dipublikasikan, namun tetap sajaterjadi kesimpangsiuran.
Dalam hal ini saya cenderung dengan argumen bahwa pola ekor murai sumatra lebih baik diberi satu nama saja yaitu Medan bagi yang berekor panjang. Sedangkan yang tidak panjang disebut lampung. Ini lebih simpel.
Mau itu lahat, jambi dll, siapa yang tau?
Lalu haruskah asli Medan?
Siapa yang bisa menjamin keaslian 100% ? sipemikat murai pun tidak berani. Mereka hanya mengatakan menangkap dari daerah ini atau daerah itu.
Yang penting tidak gembung, ekor panjang, suara ok. Tinggal apa lagi? Haruskan kecewa ketika memdapati murai dengan kualitas bagus namun ternyata berasal dari daerah selain Medan, misalnya?
Kenyataan dilapangan sangat banyak tokoh yang salah kaparah memberi nama atau judul murainya. Yang ironis, saya punya kenalan yang anti murai impor. Namun murai yang dia banggakan lokal ternyatra impor. Hanya masalahnya dia memang tidak mengerti tapi kaena sudah senior jadi merasa berani untuk berpendapat.
Ironis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar